Minggu, 08 Mei 2011


   Laporan Mandiri
  Komunikasi Dokter-Pasien




Laporan mandiri
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:
Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one another.
Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Aspek-aspek  yang terdapat dalam komunikasi dapat berupa sebagai berikut :
·         Penerima Pesan
·         Pemberi Pesan
·         Pesan
·         Noise
·         Respon
·         Dan tindakan
            Dalam PBL kali ini membahas tentang komunikasi dokter-pasien dalam sebuah scenario, dalam scenario tersebut kami mendiskusikan bagaimana respon komunikasi seorang dokter terhadap pasien.

Skenario
Seorang ibu teriak-teriak di tempat praktik dokter yang ramai sekali dengan pasien yang sedang menunggu giliran. Ibu itu meminta dokter keluar dan ikut dia ke rumahnya dimana neneknya sedang muntah berak. Dokter hanya mengatakan bawa saja ibunya ke Rumah Sakit.

Dalam skenario tersebut kami mendapati beberapa permasalahan yang menyangkut etika komunikasi seorang dokter terhadap seseorang yang memerlukan pertolongan dan dapat disebut sebagai pasien. 
Dalam buku Komunikasi dan Empati dikatakan bahwa sang penerima pesan dalam konteks ini adalah Dokter, haruslah siap untuk menerima informasi yang diberikan, mencakup penggunaan seluruh indra untuk dapat menangkap informasi yang diberikan, dan harus memberikan umpan balik dengan jelas kepada si pemberi pesan dalam konteks ini adalah ibu yang sedang teriak-teriak tersebut, sehingga proses komunikasi selanjutnya dapat berlangsung. Tetapi dalam sebuah konteks komunikasi juga dapat kita ketahui adanya Noise,     
Noise adalah sebuah hambatan yang mempengaruhi sampainya suatu komunikasi sehingga komunikasi tersebut tidak sampai sepenuhnya kepada si penerima pesan. Noise yang terdapat dalam scenario tersebut adalah ketika konsentrasi dokter sebenarnya berada pada pasien yang mengantri duluan sehingga dokter tidak terlalu mencerna apa yang dikatakan oleh ibu yang berteriak tersebut, sehingga terjadinya komunikasi yang tidak efektif antara Dokter dan Pasien tersebut, yang terlihat dalam kalimat Dokter hanya mengatakan bawa saja ibunya ke Rumah Sakit. Dalam kalimat tersebut sang dokter sangat tidak menruh porsi profesionalisme dalam berkomunikasi, kelompok kami menyimpulkan bahwa komunikasi dokter tersebut tidak efektif karena :
·         Mengacuhkan pasien
·         Meremehkan pasien
·         Menggurui pasien
·         Tidak empati
·         Memandang objektif pasien
Dalam Textbook Komunikasi dan Empati dikatakan bahwa sikap yang perlu diambil sebagai respon positif dalam meningkatkan hubungan antar pribadi dan menciptakan komunikasi yang efektif adalah :
·         Keterbukaan
·         Empati
·         Sikap Positif
·         Kesetaraan
·         Mendukung
·         Ekspresi yang tepat
·         Berorientasi pada orang lain
Dalam berkomunikasi efektif sikap yang harus diikuti dalam meningkatkan kualitas diri tak boleh dilupakan, antara lain yang sangat penting adalah empati terhadap pemberi pesan, sikap (dari Bahasa Yunani εμπάθεια yang berarti "ketertarikan fisik") didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan orang lain. Karena pikiran, kepercayaan, dan keinginan seseorang berhubungan dengan perasaannya, seseorang yang berempati akan mampu mengetahui pikiran dan mood orang lain. Empati sering dianggap sebagai semacam resonansi perasaan, Wikipedia.com. Tidak egois dan bersikap positif dengan cara member support atau dukungan juga harus disertai demi terjalinnya komunikasi yang baik dan efektif dengan tujuan meninhkatkan kualitas hubungan antarpribadi.
Sehingga Hipotesis yang kami ambil sebagai dasar diskusi kami adalah, komunikasi efektif sangat berguna untuk menjaga hubungan efektif interpersonal dokter-pasien. Sehingga kelompok kami pun mendapatkan sasaran pembelajaran yaitu kami dapat membedakan komunikasi efektif dan komunikasi tidak efektif dan dapat kami terapkan dalam kehidupan sehari-hari kami.


Daftar Pustaka
-          Textbook Komunikasi dan Empati, Willem Sopacua, STh, MSi

-          Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one another  Ruben dan Steward(1998:16) http://adiprakosa.blogspot.com/2008/09/pengertian-komunikasi.html

-          Noise, Rothwell, Dan J. In the Company of Others: An Introduction to Communication. New York: McGraw Hill, 2004

-                      -           Empati, Wikipedia.com

-                       -           http://one.indoskripsi.com/content/teori-pengertian-komunikasi, 17 oktober 2009 Teori

Tidak ada komentar:

Posting Komentar